ASSALAMU'ALIKUM

dalam satu kesulitan ada dua kemudahan
jangan menyerah.....
allah selalu bersama kita....

Mengenai Saya

Foto saya
Indonesia
hamba Allah

Kamis, 03 November 2011

jalan keluar didalam kesulitan

Khotib:  Prof. Dr. Dr. K.H. Miftah Faridl
 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!
Al-Quran memberikan petunjuk kepada kita, apa pun kesulitan, penderitaan, dan kepahitan hidup yang menimpa kita, apakah itu merupakan teguran atas dosa dan kesalahan kita, atau merupakan ujian yang diberikan Allah karena sayang-Nya kepada kita. Kita diperintahkan Allah untuk dapat menyikapinya sesuai dengan petunjuk-petunjuk-Nya. Al-Quran mengajarkan, kita tidak boleh berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah.

Berulang-ulang al-Quran berpesan agar kita tidak berputus asa dengan adanya berbagai musibah, kesulitan, dan penderitaan, bagaimanapun dahsyatnya. Kali ini kita berusaha agar tidak berputus asa dan mendekatkan diri kepada Allah, agar Dia memberikan pertolongan. Agar kesulitan, kepahitan, dan penderitaan yang menimpa bangsa dan negara kita, secepatnya berlalu.
Sudah pantaskah kita menjadi hamba-hamba Allah yang akan ditolong-Nya? Inilah yang harus kita jawab dan buktikan dengan amal perbuatan kita. Allah Maha Penolong, Mahakasih, serta Maha Penyayang. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita sudah menjadi hamba-hamba-Nya yang pantas untuk mendapatkan pertolongan-Nya?
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Dalam al-Quran ada sepuluh janji Allah yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya.
Pertama, berkah. Berkah adalah suatu anugerah yang benar-benar memberikan kebahagiaan dan kemantapan hidup bagi kita. Rezeki yang berkah adalah rezeki yang memberikan kebahagiaan. Alam yang berkah adalah alam yang memberikan kesejahteraan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang memberikan kebahagiaan hidup. Dan sebaliknya, rezeki yang tidak berkah adalah rezeki yang tidak melahirkan kenikmatan, tapi justru melahirkan laknat dan kemaksiatan. Alam yang tidak berkah adalah alam yang subur, tetapi melahirkan kemiskinan, penderitaan, dan pertengkaran. Berkah Allah itu dijanjikan. Akan dibuka selebar-lebarnya. Akan dikucurkan oleh Allah dari langit dan dikeluarkan dari bumi bagi mereka yang betul-betul memiliki iman dan takwa.
Kedua, kebahagiaan dan kemantapan hidup. Ini dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Ketiga, furqanah. Furqanah adalah satu jalan yang bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, antara yang menyesatkan dan yang membahagiakan, antara hak dan batil.
Keempat, kemudahan. Kemudahan untuk keluar dari berbagai kesulitan.
Kelima, rezeki. Kita menyadari betul, sekarang ini kita sedang dihadapkan dengan kesulitan yang luar biasa. Kita sedang terpuruk dalam suasana kemiskinan. Kita sedang dihadapkan dengan berbagai kesulitan di bidang perekonomian. Kita memerlukan rezeki dari Allah  yang halal. Allah menjanjikan rezeki itu akan diturunkan kepada kita.
Keenam, jalan keluar. Apabila kita dihadapkan dengan berbagai macam kesulitan, Allah menjanjikan akan segera menurunkan jalan keluar dalam menghadapi kesulitan itu.
Ketujuh, Allah akan menyertai orang-orang yang beriman dan bertakwa di mana pun mereka berada, sendiri sebatang kara atau di dalam lautan manusia, Allah akan menyertai, membimbing, memimpin, dan mengarahkan mereka kepada jalannya yang lurus.
Kedelapan, Allah  mencintai mereka yang bertakwa.

Kalau kita menjadi hamba yang dicintai-Nya, menjadi kekasih-Nya, tidak ada kesulitan yang akan kita hadapi. Tidak ada permintaan yang tidak dikabulkan.
Kesembilan dan kesepuluh, ampunan dan kebaikan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Orang-orang yang akan menerima janji Allah itu adalah mereka yang beriman, memantapkan ibadah shalatnya, siap menginfakkan dan menggunakan serta memanfaatkan segala anugerah yang diberikan Allah kepada mereka.
Saat ini adalah saat yang tepat bagi mereka yang memiliki kekayaan untuk membuktikan diri,  menolong saudara-saudaranya yang kelaparan dengan hartanya. Kepada mereka yang berilmu, kini adalah saatnya untuk memanfaatkan ilmunya untuk menolong sesamanya. Mereka yang memiliki jabatan atau kedudukan, saat ini adalah saat di mana mereka dengan secara ikhlas memanfaatkan segala fasilitas yang ada pada dirinya, untuk menolong orang-orang yang memerlukan pertolongan.

Dalam Q.S. al-Baqarah:177 Allah menerangkan kriteria orang yang akan mendapatkan sepuluh janji Allah itu. “Pertolongan Allah akan turun kepada mereka yang memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, dan orang yang meminta-minta, memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam menerima cobaan dan penderitaan.”

Dalam ayat lain Allah juga memberikan kriteria orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya. Di antaranya, mereka yang siap menginfakkan hartanya setiap saat dalam keadaan apa pun, ketika ia memperoleh keuntungan ataupun mendapatkan kerugian; mereka yang mampu mengendalikan emosi dan kemarahannya, melakukukan pengendalian diri untuk bersikap arif; mereka yang selalu siap memaafkan kesalahan orang lain, dalam dirinya tidak pernah tumbuh perasaan dendam dan selalu berusaha menegakkan ‘amar ma’ruf nahyi munkar.

Berikutnya adalah mereka yang apabila terlanjur berbuat dosa dan salah, segera sadar bahwa dirinya telah berbuat salah dan dan ia akui kesalahannya, serta tidak pernah bersilat lidah untuk membela kesalahannya. Ia akui kelemahan dirinya dan kemudian memohon ampun kepada Allah SWT.
Mereka yang tidak pernah bangga akan dosa yang telah diperbuatnya dan tidak merasa betah di dalam dosa, serta mereka yang sudah siap bangun di penghujung malam untuk melakukan sujud dan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan beristigfar menghadap Allah SWT, termasuk orang-orang yang akan mendapatkan pertolongan-Nya.

Saat ini kita perlu melakukan gerakan qiyamul lail atau shalat di penghujung malam. Selain bekerja keras sesuai dengan bidang dan kemampuan yang kita miliki, kita pun perlu menyediakan waktu di penghujung malam untuk melakukan sujud, tobat, dan istighfar (memohon ampun kepada Allah). Kita memohon pertolongan-Nya, supaya kita terbebas dari segala macam musibah dan kesulitan.

Kita sadar, tidak ada seorang pun di antara kita yang bebas dari perbuatan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, Rasullulah Saw memberikan contoh. Meskipun sudah mendapatkan jaminan dari Allah, tetapi beliau beristighfar lebih dari tujuh puluh kali setiap penghujung malam.
Maka pantaslah, kita yang sekarang ini mengharapkan pertolongan Allah menyediakan waktu untuk beristighfar, semoga Allah memberikan apa yang dijanjikannya kepada bangsa dan negara kita secepatnya.  

Barakallahu li walakum.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar